Anak itu,
pantas berlari,
menahan kepedihan,
menahan kesakitan,
di panah si Azazil.
Ibu itu,
pantas mendapatkanya,
merawat luka nyata,
menenang jiwa si muda,
supaya kental perkasa.
Ibu curiga,
"Dimana pewira kedua?"
"Dimana dia?"
"Dimana?"
sayup dalam tangisan,
anak berbahasa,
"pewira tepat di panah Azazil,ibu".
No comments:
Post a Comment